Welcome

Rasulullah bersabda; "Apabila kalian menginginkan kasih sayang dari Allah dan Rasul Nya maka sampaikanlah amanat, jujurlah dalam berbicara, dan berbuat baiklah kepada orang yang menjadi tetangga kalian." (HR. Tabrani)

Rabu, 16 Maret 2011

Sunnah Dan Bid'ah

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas




Sunnah dengan makna apa-apa yang disyari'atkan oleh Rasul-Nya adalah lawan dari bid'ah, yakni apa-apa yang baru yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. [1]

Bid'ah menurut bahasa adalah perkara baru yang diada-adakan.[2]

Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata: "Lafazh bid'ah pada asalnya bermakna apa saja yang diada-adakan yang tidak ada contoh sebelumnya".�

Di antara kata bid'ah yang dinamakan demikian ialah kata bid'ah yang terdapat dalam firman Allah:

"Artinya : Allah yang menciptakan langit dan bumi...". [Al-Baqarah : 117]

Maksudnya kata 'badiiu' di sini bahwa Allah mengadakan atau menciptakannya dengan rupa (bentuk) yang tidak ada contoh sebelumnya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Artinya : Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku bukan seorang Rasul yang baru (bid'ah)...". [Al-Ahqaaf : 9]

Maksud "bid'ah" di sini ialah : "Bukanlah aku seorang Rasul pertama yang membawa risalah dari Allah kepada hamba-hamba-Nya, bahkan telah banyak Rasul-Rasul yang telah mendahuluiku".

Apabila dikatakan si fulan telah membuat satu bid'ah, maka artinya si fulan telah mengadakan suatu jalan (cara) yang belum pernah ada orang yang melakukan sebelumnya.[3]

Bid'ah menurut syari'at ialah apa-apa yang diadakan oleh manusia baik perkataan maupun perbuatan di dalam agama dan syi'ar-syi'arnya yang tidak ada keterangan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya yang maksud mengerjakannya untuk ta'abbud (peribadahan). [4]

Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :.

"Artinya : Barangsiapa membuat cara baru dalam urusan (agama) kami dengan sesuatu yang tidak ada contohnya, maka (amalan) itu tertolak".[5]

Dalam hadits lain dari 'Aisyah Radhiyallahu anha, ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya : Barangsiapa yang beramal dengan satu amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan itu tertolak".[6]

Ketika Ibnu Taimiyyah mendefinisikan bid'ah, beliau berkata:

"Bid'ah itu adalah apa-apa yang menyalahi Al-Kitab, As-Sunnah dan Ijma' Salafush Shalih, baik masalah-masalah aqidah maupun masalah-masalah ibadah, seperti perkataan-perkataan orang-orang Khawarij, Rafidhah, Qadariyyah, dan Jahmiyyah serta orang-orang yang beribadah sambil menari-nari dan bernyanyi di masjid-masjid". [7]

Jadi, terkadang As-Sunnah dimaksudkan kepada lawan dari bid'ah. Bila dikatakan si fulan mengikuti Sunnah artinya si fulan beramal menurut apa-apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya. Dan bila dikatakan si fulan berbuat bid'ah artinya si fulan beramal menyalahi apa-apa yang dilaksanakan Rasulullah dan para Shahabatnya Radhiyallahu 'anhum.

As-Sunnah yang dimaksud dalam pembahasan itu adalah arti Sunnah menurut pengertian ulama ushul, karena pengertian inilah yang digunakan dalam pembahasan dalil-dalil pokok dan kedudukannya dalam pembinaan dan pembuatan hukum syara'. Kendatipun demikian dalam analisis sejarah akan diketengahkan pula pengertian secara umum sebagaimana yang digunakan oleh ahli hadits.

 http://almanhaj.or.id/content/1756/slash/0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Posting Komentar Anda di sini, Baik berupa Saran Kritikan dan Lain Sebagainya...Jazakumullah